Perwakilan dari Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Perlindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek, melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di Kabupaten Kotawaringin Barat, Jumat (16/8). Kegiatan kunjungan yang dilaksanakan selama 2 hari ini dalam rangka melihat secara langsung monitoring evaluasi Revitalisasi Bahasa Daerah dari Balai Bahasa Provinsi Kalteng dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kobar.
Perwakilan dari Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa adalah Eva Yunita Syam. Tim monitoring dan evaluasi dari Balai Bahasa Provinsi Kalteng Yohanes Tri Nugroho, Kusmara Jiwantara dan Kumpa. Sementara hadir mewakili Kepala Dinas Dikbud Kobar, Kepala Bidang Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Pengembangan Kurikulum, Rahmad Trisdijanto.
Beberapa sekolah yang dikunjungi adalah SDN 1 Madurejo, SDN 1 Raja, SMPN 5 Pangkalan Lada dan SMPN 1 Pangkalan Lada. Dalam kesempatan tersebut Eva Yunita merasa sangat senang dan bangga karena Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah di Kabupaten Kobar berhasil. Hal ini terbukti dari anak-anak dari sekolah yang dikunjungi telah mengenal, mempelajari dan menuturkan bahasa daerah, yaitu Bahasa Melayu Dialek Kotawaringin.Dalam sambutannya Eva mengatakan bahwa Bahasa Daerah yaitu Bahasa Melayu Dialek Kotawaringin dapat diterima disemua wilayah Kabupaten Kobar, meskipun siswa-siswa, guru dan lingkungan sekolah bukanlah penduduk asli Kotawaringin Barat.
“Luar biasa antusias siswa belajar bahasa daerah, walaupun siswa masih baru mengenalnya di sekolah dan berbeda dengan Bahasa ibu yang dipergunakan dirumah, namun dapat menuturkan dengan baik” imbuhnya. Eva juga sangat bangga dengan pihak sekolah yang menyambut baik kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah ini.
Ditemui secara terpisah, Plt Kepala Dinas Dikbud Kobar Jamri berjanji kepada Eva bahwa akan mempopulerkan Bahasa Melayu Dialek Kotawaringin ini secara terus menerus khusunya di sekolah.
“Kita akan nanti akan membuat program misalnya setiap hari Sabtu siswa berkomunikasi dengan guru menggunakan Bahasa Melayu Dialek Kotawaringin di sekolah,” tutupnya. (vero-dikbud)