Masyarakat terlihat sangat antusias menghadiri penutupan Festival Budaya Marunting Batu Aji Kotawaringin Barat (FBMBA) 2024, baik untuk melihat keluarga yang tampil sebagai peserta atau pun sekedar untuk menyaksikan kemeriahan kegiatan tersebut sambil menikmati kehadiran UMKM yang juga ada selama pelaksanaan kegiatan ini.

Festival Budaya Marunting Batu Aji (FBMBA) ini telah dimulai sejak Selasa (23/4) lalu hingga Sabtu (27/04) malam di lapangan Sampuraga lama pangkalan Bun.

Dalam sambutan dan sekaligus menutup kegiatan FBMBA tersebut, Pj Kotawaringin Barat yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Rody Iskandar mengatakan, seni budaya memiliki makna yang strategis dalam perkembangan seni di nusantara khususnya di kotawaringin barat. Seni merupakan salah satu media yang dipergunakan untuk memperkuat karakter manusia dan menjadi ciri suatu budaya.

"Kehidupan masyarakat termasuk kehidupan seni dan budaya dalam kondisi demikian masyarakat lokal tidak boleh tercabut dari akar historisnya baik dari aspek agama, sosial, politik, ekonomi maupun kultural," kata Rody.

Untuk itu, lanjut Rody, seni budaya jangan hanya sebagai sarana hiburan semata namun juga dipandang tepat sebagai sarana akhlak, karakter dan nilai-nilai kemanusiaan.

"Harapan kita, kita mampu melestarikan Budaya kita yang lebih indah, yang lebih baik, jauh dari kegersangan, sehingga semakin menambah semangat masyarakat termasuk kaula muda Kotawaringin Barat untuk melestarikan seni dan budaya lokal bahkan mempromosikan untuk menjadi daya Tarik wisatawan,” harap Sekda.

“Selain itu dalam pelaksanaan FBMBA ini juga diadakan stand UMKM yang ada di Kobar, oleh karena itu masyarakat dapat menikmati jajanan atau dagangan yang ada sehingga dapat berpartisipasi meningkatkan geliat perekonomian daerah," imbuhnya.

Selain dilakukan penyerahan hadiah kepada para peserta FBMBA yang juara, pada acara penutupan tersebut juga dihadiri Ibu Pj Bupati Kotawaringin Barat yang juga Ketua TP PKK Kobar Harli Saparia.

Bahkan diakhir acara penutupan tersebut juga dilakukan menari Manasai bersama, salah satu tari tradisional asli suku Dayak Ngaju yang berasal dari Kalimantan Tengah, yaitu tarian yang selalu digunakan suku Dayak pada acara-acara atau pesta masyarakat lokal. (jmp_Dikbudkobar)